Pernah saya baca artikel disini dan membuat saya introspeksi diri kembali. Apakah benar saya sudah mencintai Allah, Pencipta Alam Semesta ini sepenuh hati…? Itu yang perlu saya or yang lainnya renungkan kembali. Menurut artikel ini, ketika kita ditanya, “Cintakah kau pada Allah?” ada kebimbangan untuk menjawab, jika saya jawab, “Tidak, saya tidak Cinta pada-Nya” maka kita akan termasuk dalam golongan kafir, tetapi jika saya jawab “Ya, saya cinta Allah” maka akan muncul pertanyaan dalam benak saya, apakah kita pantas mencintai-Nya sementara masih banyak larangan-Nya yang sering dilanggar?
Jadi harus gimana dong?
Menurut saya, tetap tumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah SWT. layaknya seorang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Pada pelaksanaannya emang sulit karena seolah-olah tidak ada feedback yang real dari-Nya. Tapi perlu kita lihat dan pikirkan kembali, semua nikmat-nikmat kecil yang sudah diberikan Allah kepada kita, oksigen yang kita hirup setiap hari, terbangun karena adzan subuh menandakan masih diberikan kesempatan lagi untuk menjalani lika-liku kehidupan, makan malam bersama keluarga sementara yang lain belum tentu bisa makan tiga kali sehari, berangkat kerja untuk ibadah sementara yang lain kesusahan mendapatkan pekerjaan ataupun kesehatan yang kita miliki. Apakah itu sudah dipikirkan? Memang nikmat kecil sering terlewat oleh kita, karena kita merasa berhak mendapatkan hal tersebut di atas. Tapi perlu diingat bahwa tidak semua orang merasakan nikmat kecil yang disebutkan di atas, dan itu menurut saya harus disyukuri.
Sebagai perwujudan bentuk syukur seperti yang biasa saya coba terapkan setiap harinya:
1. Berdoa di sujud terakhir sholat kita.
Saya pernah mendengar ada hadits yang menerangkan kalau berdoa di sujud terakhir akan semakin mendekatkan kita pada Allah SWT. Setelah saya googling, disini disebutkan bahwa Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam Shahihnya; Harun bin Ma’ruf dan Amr bin Sawad menuturkan kepada kami. Mereka berdua berkata; Abdullah bin Wahb menuturkan kepada kami dari Amr bin al-Harits dari ‘Umarah bin Ghaziyah dari Sumayy bekas budak Abu Bakr, bahwa dia mengatakan pernah mendengar Abu Shalih Dzakwan menuturkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan hamba yang terdekat dengan Rabbnya adalah ketika sedang bersujud, maka perbanyaklah doa -di dalamnya-.”
2. Sedekah di awal hari.
Saya pernah mendengar hadits yang menjelaskan keutamaan sedekah di awal hari, tapi belum menemukan hadits lengkapnya. Disini saya menemukan haditsnya : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuh puluh pintu bencana “. Karena itu Nabi SAW menganjurkan agar bersedekah setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bala tidak akan menembus benteng sedekah seorang Mukmin.
3. Terus mengingat Allah dengan dzikir.
Saya terbiasa melakukan dzikir yang dibaca oleh Nabi Yunus a.s ketika berada di dalam perut ikan paus selama 40 hari 40 malam : Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu min al-zhalimin. Dzikir ini terus terang turun temurun dalam keluarga. Menurut orang tua saya, jika kamu merasa dalam kesusahan, kebimbangan, ketakutan ataupun kekalutan, maka segeralah baca disertai dengan memasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Tapi karena udah terbiasa, saya baca ini sebagai dzikir harian.
4. Lakukan semua untuk Allah SWT.
Dalam setiap hal yang saya lakukan, saya niatkan beribadah kepada Allah walo saya hanya seorang masih jauh dari kata kaffah, tapi bukan berarti juga saya seorang yang sekuler. Saya hanya seorang yang ingin selalu mendapatkan pemahaman hidup sesuai syariat Islam setiap harinya.
Duuuh… bahasanya jadi formal banget yak… maklum kalo udah ngebahas masalah agama, secara otomatis bahasanya jadi begitu, gapapa kan? Mudah-mudahan posting ini bisa diterima ya…