When I first saw the movie, hmm… nice movie dilihat dari plotnya yang diambil pada tahun 1930-an. Film yang disutradarai dan diproduseri sama Clint Eastwood ini boleh dibilang film serius buat Angelina Jolie. Yaahhh… dibanding film-film action-nya yang tayang di Indonesia, ini mah much much better.
Film yang based on true story ini membuatku merinding dan amazed. Karena walo emang kita gak bisa pungkiri yang namanya child kidnapping bisa terjadi di mana aja dan kapan aja. Yang bikin film ini menarik tuh, terjadi parallel event (ceileeehhh… bahasanyaaah! Hehehe) yang nyambung satu sama lain.
Christine Collins (Angelina Jolie) hanya hidup berdua dengan anak laki-laki satu-satunya, Walter Collins (maaf lupa sapa nama pemerannya), di sebuah lingkungan rumah yang home-y banget (menurutku siihh..) di Los Angeles. Christine bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan telekomunikasi dan sedang direkomendasikan sebagai manajer di kawasan elite Beverly Hills, dilihat dari kinerjanya yang spotless.
Disini Christine diperankan satu dari sedikit wanita yang bisa menduduki jabatan manajer, karena menurut pendapatku wanita pada masa itu dipandang masih sebagai manusia kelas dua (istilahku untuk kondisi dimana laki-laki memandang rendah wanita). Pada tahun 1930-an wanita bekerja kebanyakan hanya sebagai karyawan rendahan.
Pada satu waktu, ketika Christine telat pulang ke rumahnya, ternyata Walter tak ada di rumahnya. Christine udah cari kemana-mana di sekitar lingkungan rumahnya tapi tak berhasil menemukan anaknya. Sehingga dia memutuskan menelpon polisi untuk segera mengambil tindakan, tetapi karena prosedur orang hilang harus lebih dari 24 jam dulu, so baru keesokan harinya deh polisi pada datang.
Pencarian dilakukan secara intensif (menurut pengakuan kepolisian LAPD sono yee..) selama 5 bulan dan akhirnya ditemukanlah seorang anak yang diklaim sebagai Walter Collins. Tetapi setelah dipertemukan dengan Christine herself, she said that “He’s not my son!”
Kepala kepolisian mendorong Christine (tetapi menurut aku sih maksa,,,, ) untuk membawa anak laki-laki ini pulang karena wajar seorang ibu tidak mengenali anaknya sendiri karena waktu 5 bulan yang cukup panjang, kaya somekind of shock or even mental breakdown. So.. Christine mengalah dan membawa pulang, tapi…. Melihat gejala fisik dan kelakuan anak laki-laki ini yang beda maka Christine menuntut kepolisian untuk segera membuka kasusnya kembali. Tapi polisi gak mau tau dan nyuekin si Christine. Kacian bangeeet…
Anyway… Dengan semakin berkembangnya tuntutan Christine, ada pendeta yang ternyata secara kontinyu sedang menguak (bahasanya gak kuat…) tindakan-tindakan kriminal kepolisian Los Angeles, yang mengatasnamakan ‘kejahatan’ mereka dengan sebuah ‘KETERTIBAN’. Atas himbauan dan dorongan pendeta ini, maka Christine berusaha menyelidiki dengan caranya sendiri untuk membuktikan bahwa anak yang ada di rumahnya saat ini bukan anaknya.
Setelah mendapatkan bukti yang valid, Christine segera mengadakan public conference and straight back to the police headquarters. Tapi, bukan sambutan hangat yang Christine dapet tapi… (again!) buktinya dicuekin dan (parahnya..) dia malah segera dibawa ke RSJ! alias rumah sakit jiwa dan sempet nginep disana sekitar dua minggu. Di RSJ inilah semakin terkuak ‘kejelekan-kejelekan’ LAPD.
Berkat pertolongan pendeta, Christine pun keluar dan segera melancarkan serangan balik ke kepolisian melalui jalur hukum. Awalnya pendeta menawarkan seorang pengacara yang established. Bersamaan dengan dikeluarkannya korban-korban “Code 12” dari RSJ, mulai terkuaklah nasib Walter. Apaan tuh “Code 12”? Inilah kode bagi pasien-pasien RSJ yang pernah berusaha “mengganggu” LAPD.
Ternyata Walter itu dibunuh (or at least sampe filmnya selesai) sama seorang psikopat yang hobi banget membunuh anak kecil dengan alasan untuk “membebaskan” anak-anak itu dari kejamnya dunia. “They’re my angels!” si psikopat ini kira-kira ngomong gtu. Wow! Dan dari adegan yang dibuat, psikopat ini bunuh anak-anak yang almost 20 orang ini kaya nyembelih ayam! Hal ini terkuak karena accomplish-nya yang tertangkap oleh seorang detektif karena dianggap penduduk illegal dan segera dikembalikan ke Canada. Naaaahhh… setelah accomplish yang berumur 13 tahun ini ketangkep, bagi dia ngerasa diselametkan dan ngaku deh tuh sama detektif-nya.
Masyarakat mulai gerah dengan kemanan kota Los Angeles karena press release yang diadain sama Christine dan broadcast radio-nya pendeta, so mulai dilancarkan demo gede-gedean. Pada waktu yang hampir bersamaan, terjadi dua pengadilan yang menyerap respon masyarakat banget. Dan pada akhirnya, LAPD direstorasi besar-besaran dan psikopat itu akhirnya dihukum gantung karena perbuatannya.
Moral yang aku tangkep dari film ini adalah jangan pernah berhenti berharap dan gitu aja nyerah! Disini Angelina Jolie bener-bener ngeliatin aktingnya. Ga rugi nonton filmnya.
28.5.09
"CHANGELING"
thoughts and hopes of
Rosalina Anggraeni
Labels: MOVIE REVIEW
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
▼
2009
(153)
-
▼
May
(29)
- "a sunshine blogwalking"
- 100 TRUTHS
- SORRY IF I LOVE YOU
- "CHANGELING"
- The Watercolor Test
- What Type of Transportation Are You?
- MY OWN CELL-PHONE EVOLUTION
- BUKAN CINTA BIASA
- "di atas lelah"
- advanced multi-touch system
- What Primary Color Are You?
- "mencintai saja tidak pernah cukup"
- AFTER A CHAT
- Im Almost Addicted
- ISENG KE KOMPAS DOT COM
- CRACKBERRY and FACEBOOK-MANIAC
- Hello Future
- MY MOMZ SAID..
- BEKAS DI HATI
- Quote of The Day
- Already 100 POSTS!!!
- Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
- Are You a Lover or a Fighter?
- inovation or not......? u decide...
- What Do You Need to Be Happy?
- REVIEW : JAMILA DAN SANG PRESIDEN
- berantakan deh semua...
- sabtu santai bersama Aay dan mOmz
- i really want to go to the movie theatre, but when...
-
▼
May
(29)
0 silaturahim:
Post a Comment