Senengnya bisa spent time sama temen-temen Blogor, finally... saya bisa juga kopdar bareng sama mereka ;p thanks so much guys! ^_^
Salah satu kesimpulan yang saya tangkap setelah menonton film ini sepertinya Ari Sihasale sebagai sutradara ingin menumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa para penonton film ini. Kental sekali adegan-adegan yang bersifat patriotisme dan nasionalisme bermunculan dalam film ini. Saya cukup terenyuh menonton film ini karena moral yang terkandung dalam film ini cukup dalam.
Persahabatan
Nasionalisme
Setia Kawan
Toleransi
Pengorbanan
Kerja Keras
Semangat
Selalu Fokus
Disiplin
Perjuangan
Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Segala sesuatu pasti ada resikonya, apapun itu. Dikisahkan seorang anak lelaki bernama Guntur (Rangga Aditya) yang berjuang ingin menjadi seorang pemain bulutangkis sejati yang dibanggakan Indonesia. Awal mulanya terjadi karena dia dan ayahnya sangat mengidolakan Liem Swie King. Ayah Guntur (Mamiek Prakoso) adalah seorang komentator pertandingan bulutangkis di kampungnya yang bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulutangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur.
Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada, Raden (Lucky Martin) sebagai sahabat setianya selalu berusaha membantu Guntur. Dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulutangkis yang akhirnya membuahkan hasil yang diharapkan oleh Guntur dan teman-temannya beserta seisi kampung.
Adegan favoritku :
1. Ketika Raden berperan sebagai replacement untuk Guntur di klub bulutangkisnya Pak Herman (Surya Saputra), disamping sebelumnya harus mengumpulkan uang untuk biaya pendaftaran dengan mengamen bersama Michele (Valerie Thomas). Ohhh... so sweeeet! Persahabatan yang punya toleransi yang sangat tinggi, dont forget juga pengorbanan mereka. Apakah dijaman kaya gini masih ada nilai persahabatan seluhur itu?
2. Acara nonton pertandingan bulutangkis sekampung disertai dengan ocehan kecewa ataupun gembira ketika pemain Indonesia yang mereka idolakan bermain, ataupun ketika di akhir film setelah dikomentatori oleh ayah Guntur kemudian mereka bernyanyi lagu kebangsaan bersama. OOhh, Man! Apakah di pedesaan memang masih ada hal-hal kaya gitu? Dan kalau memang terjadi, wow! Salut!
3. Dont forget the last one! Gimana film ini memperlihatkan keindahan alam Indonesia, konon katanya diperlukan kamera khusus untuk bisa menangkap keindahan alam itu ke dalam film ini. Subhanallah!
Gambar diambil dari sini dan sini
0 silaturahim:
Post a Comment